UT Raih Penghargaan di Mata Lokal Fest 2025, Apresiasi Atas Program Pengabdian Kepada Masyarakat

Sabtu, 17 Mei 2025
UT Raih Penghargaan di Mata Lokal Fest 2025, Apresiasi Atas Program Pengabdian Kepada Masyarakat
UT RAIH AWARD - Universitas Terbuka menerima penghargaan Sustainable Impact in Inclusive Lifelong Learning pada perhelatan Mata Lokal Award 2025.
Editor: Intan Arum

TRIBUNNEWS.COM - Universitas Terbuka (UT) meraih penghargaan ‘Sustainable Impact in Inclusive Lifelong Learning’ pada ajang Mata Lokal Award di gelaran Mata Lokal Fest 2025 yang diselenggarakan pada Kamis, 8 Mei 2025, di Hotel Shangri-La, Jakarta. 

Penghargaan Mata Lokal Award diberikan sebagai apresiasi atas dampak berkelanjutan yang dihasilkan oleh UT dalam menyediakan pendidikan inklusif dan mendukung pembelajaran sepanjang hayat, khususnya melalui program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang inovatif.

Semangat ini sejalan dengan visi Mata Lokal Fest 2025 sebagai perhelatan berskala nasional yang diinisiasi oleh Tribun Network. Mengusung tema “Cutting Edge for Local Sustainability”, Mata Lokal Fest tahun ini meliputi tiga agenda utama: Summit, Award (Mata Lokal Award 2025), dan Festival. 

Acara ini dirancang sebagai ruang temu para kolaborator dan akselerator dampak berkelanjutan yang tak hanya bicara soal lokalitas, tapi lebih mendalam ke arah keberlanjutan atau sustainability.

Mata Lokal Award sendiri menjadi ajang apresiasi bagi entitas dan individu yang telah terbukti menciptakan dampak nyata bagi tujuan berkelanjutan. 

Setiap peserta telah dinilai oleh dewan juri yang meliputi Dian Gemiano, Chief Marketing Officer KG Media, Rika Anggraini, Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan KEHATI, Lembu Wirorojati, Executive Creative Director di Future Creative Network-Finch, dan Defri Dwipaputra, Executive Creative Director of Dentsu Creative.

PKM sebagai Kontribusi UT untuk Keberlanjutan

Lewat program PKM, UT menunjukkan kontribusi dalam mewujudkan keberlanjutan lewat berbagai inisiatif yang melibatkan mahasiswa dalam mengatasi tantangan sosial dan pendidikan di berbagai wilayah Indonesia, terutama di daerah-daerah yang lebih terpencil. 

Program ini memberi kesempatan kepada mahasiswa UT untuk mengembangkan ide-ide kreatif yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat, terutama dalam hal pendidikan yang dapat diakses oleh semua kalangan.

Melalui program ini, mahasiswa UT tidak hanya diajarkan untuk berinovasi dalam bidang akademik, tetapi juga dilibatkan dalam kegiatan nyata yang berdampak positif bagi masyarakat luas. Inisiatif-inisiatif yang dihasilkan dari PKM ini semakin memperkuat komitmen Universitas Terbuka dalam menyediakan pendidikan yang inklusif dan berkelanjutan, memungkinkan lebih banyak individu untuk meraih pendidikan tinggi meski dengan keterbatasan geografis atau ekonomi.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon hadir untuk memberikan langsung penghargaan ke Wakil Rektor Bidang Sistem Informasi dan Kemahasiswaan Paken Pandiangan yang hadir langsung di lokasi acara.

Baca juga: Menbud Fadli Zon Bangga dengan Mata Lokal Fest 2025, Harap Semua Pihak Aktif untuk Kemajuan Budaya

Dalam sambutannya, Prof. Paken menyampaikan beberapa hal penting terkait peran dan mandat UT sebagai perguruan tinggi negeri milik pemerintah pusat yang menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan mandat khusus.

“Pertama, UT diminta untuk meningkatkan angka partisipasi pendidikan tinggi di Indonesia. Saat ini, angka partisipasi kasar (APK) Indonesia baru mencapai 31 persen, jauh tertinggal dibandingkan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Menjawab mandat ini, saat ini UT memiliki 1,7 juta mahasiswa, dengan 700 ribu di antaranya merupakan mahasiswa aktif,” ujar Prof. Paken.

Selanjutnya, Prof. Paken menyampaikan bahwa mandat kedua UT adalah meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, terutama bagi mereka yang bekerja, berasal dari kelompok ekonomi lemah, serta tinggal di daerah 3T. Mandat ini dijalankan melalui pembelajaran jarak jauh yang inklusif dan adaptif yang sesuai dengan motto UT yaitu "Making Higher Education Open to All," telah konsisten dalam mewujudkan visi tersebut melalui berbagai inisiatif dan program yang inklusif.

Sebagai institusi pendidikan tinggi yang mengedepankan sistem pembelajaran jarak jauh, UT mampu menjangkau mahasiswa dari berbagai latar belakang dan daerah di Indonesia, bahkan hingga ke pelosok-pelosok terpencil.

“Mandat Ketiga, kami menjalankan Tri Dharma perguruan tinggi melalui program-program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang tersebar di perkotaan, pedesaan, hingga luar negeri. Saat ini UT melayani masyarakat di 54 negara,” tambah Prof. Paken.

Dalam menjalankan PkM, salah satu program unggulan UT adalah Bina Budaya Antar Bangsa, di mana mahasiswa dari 54 negara datang ke Indonesia untuk mempelajari budaya lokal secara langsung, sekaligus berkolaborasi dengan masyarakat. Program ini kini menjadi agenda rutin UT dalam diplomasi budaya global.

“Ke depan, kami akan terus membuka kesempatan bagi lebih banyak mahasiswa dari luar negeri untuk belajar di UT. Dengan mandat yang diberikan pemerintah, kami berkomitmen untuk menjawab tantangan pemerataan pendidikan tinggi di mana pun masyarakat berada,” pungkas Prof. Paken.

Pada tahun 2025, UT mengalokasikan dana Rp40 miliar untuk riset dan PkM, jumlah ini lebih besar dari tahun sebelumnya. Dana tersebut terbagi untuk penelitian sebesar Rp32,5 miliar yang mencakup 550 judul penelitian, termasuk penelitian mahasiswa, serta Rp8,9 Miliar untuk mendanai 384 proposal PkM. Beberapa program PkM ini juga dilaksanakan di beberapa lokasi internasional, termasuk wilayah perbatasan Indonesia seperti Timor Leste, Sabah Malaysia, dan Perbatasan Filipina.

Melalui penghargaan ini, UT tidak hanya menegaskan komitmennya dalam penguatan Tri Dharma Perguruan Tinggi lewat program PkM, tetapi juga berperan sebagai katalisator perubahan yang menyatukan ilmu pengetahuan, inovasi, dan aksi nyata.