Menbud Fadli Zon Bangga dengan Mata Lokal Fest 2025, Harap Semua Pihak Aktif untuk Kemajuan Budaya

Sabtu, 17 Mei 2025
Menbud Fadli Zon Bangga dengan Mata Lokal Fest 2025, Harap Semua Pihak Aktif untuk Kemajuan Budaya
MATA LOKAL FEST - Mata Lokal Fest 2025 yang digelar oleh Tribun Network di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (8/5/2025) turut menghadirkan Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon sebagai pembicara. Mata Lokal Fest 2025 sendiri merupakan ruang temu dan wadah kolaborasi bagi berbagai pihak untuk mendorong lokalisasi pembangunan berkelanjutan.
Editor: Intan Arum

TRIBUNNEWS.COM - Mata Lokal Fest 2025 yang digelar oleh Tribun Network di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (8/5/2025) menjadi ruang temu dan wadah kolaborasi bagi berbagai pihak untuk mendorong lokalisasi pembangunan berkelanjutan. 

Salah satu agenda Mata Lokal Fest 2025 yakni Sesi Summit, mempertemukan pemerintah, masyarakat sipil, akademisi, pelaku usaha, generasi muda dan stakeholder lainnya untuk berdialog dan membahas berbagai isu keberlanjutan lokal dengan dampak global.

Sesi Summit terakhir menghadirkan Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon sebagai pembicara, dengan topik ‘Nation’s Lifeblood:Mobilizing Culture for a Sustainable Indonesia’.

Summit kali ini membahas bagaimana mobilisasi budaya dapat menjadi pendorong yang kuat bagi pembangunan berkelanjutan, revitalisasi perkotaan, dan pemberdayaan ekonomi dari sisi regulator.

Fadli Zon menekankan bahwa tema Summit ini sangat penting dengan menekankan bahwa pengembangan nilai budaya merupakan sebuah perintah yang diatur dalam konstitusi. 

“Tema ini sangat penting. Saya ingin berangkat dari sebuah perintah konstitusi kita, yaitu UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1, yang menyatakan bahwa ‘Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya’,” ucap Fadli Zon mengawali summit terakhir di Mata Lokal Fest 2025 dengan topik ‘Nation’s Lifeblood:Mobilizing Culture for a Sustainable Indonesia’.

Fadli Zon juga mengingatkan bahwa semua pihak harus berkontribusi bagi peradaban dunia dengan memajukan kebudayaan kita semua. 

“Kita semua tahu, kebudayaan itu bukan sekadar tari-tarian, bukan hanya kesenian, ada 10 objek kemajuan kebudayaan. Seperti manuskrip, bahasa, olahraga, permainan tradisional dan sebagainya,” lanjutnya. 

Masih dalam pemaparannya, Fadli Zon juga mengungkapkan bahwa kebudayaan merupakan satu dari sedikit hal yang bersifat sustainable. Menurutnya, sebagai manusia, harus bisa memberikan kontribusi pada perkembangan kebudayaan.

“Kita juga melihat bahwa budaya ini adalah yang akan sustainable. Kalau oil and gas, batubara, semua akan habis. Tapi budaya tidak (akan habis), sepanjang manusianya ada dan merawat, dalam artinya melindungi, memanfaatkan dan mengembangkan dan membina kebudayaan itu. Itulah yang akan berlanjut. Tapi kita belum meletakan budaya ini sebagai aset nasional kita, belum menjadikan budaya ini sebagai nasional pleasure,” ujar Fadli Zon.

Menyadari pentingnya mengembangkan kebudayaan, Fadli Zon memiliki visi untuk menjadikan Indonesia sebagai ibu kota kebudayaan dunia. Ia menyebut salah satu yang diurus oleh Kementerian Kebudayaan adalah film, sebagai cermin budaya bangsa. 

“Yang diurus Kementerian Kebudayaan itu cukup banyak, salah satunya adalah film. Karena film merupakan cermin budaya bangsa. Di dalam film itu ada berbagai macam seni, mulai dari acting, sejarah dan sebagainya. Makanya film itu digunakan banyak negara sebagai kekuatan untuk pengembangan kebudayaannya,” jelas Fadli Zon.

Pada akhir pemaparannya, Fadli Zon juga berharap bahwa kemajuan kebudayaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah sendiri, tapi dirinya meminta keterlibatan semua pihak termasuk swasta dan pihak media. 

“Kemajuan budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah, kementerian dan institusi, tapi juga semua pihak, termasuk swasta dan media. Media-lah yang menjadi corong yang sangat penting dalam kemajuan kebudayaan kita. Saya ucapkan terima kasih kepada Tribun Network yang memiliki komitmen memajukan budaya kita melalui berbagai platform, termasuk penyelenggaraan acara MLF seperti malam ini,” tutup Fadli Zon.

Selain sesi Summit, Mata Lokal Fest yang tahun ini mengusung tema “Cutting Edge for Local Sustainability” juga menjadi ajang apresiasi bagi para entitas yang memberikan dampak nyata bagi lokalisasi SGDs lewat Mata Lokal Award 2025.

Mata Lokal Fest 2025 turut mengundang sosok penting lainnya sebagai pembicara di sesi Summit, yaitu Menteri Perindustrian RI Agus Gumiwang, Menteri UMKM RI Maman Abdurrahman, Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon, dan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung untuk membahas beragam topik terkait keberlanjutan.